iba aku pada senja yang terpidana. yang (sesungguhnya) cuma melatari bangkubangku dan p.e.r.i.s.t.i.w.a diantaranya. kau salahkan dia atas apa yang kau indera, sedangkan senja sendiri meluruh jingga. berdarah atas pedih yang ia derita. …(dan kamu tidak bertanya kenapa) – sebuah percakapan ketika matahari sudah mulai menyerah bersinar, tanpa bermaksud mengecilkan ponirah yang sudah duluan terpidana
Category: My Words
kaki ini tak mau diam, gatal telapak ingin terus jejaki tanah baru, jelajah ranah asing dan resapi setiap dekik tonjolnya. hati ini tak rela katup, nyalang meronta harap terus alami hal baru, jamah kisah asing dan endapi setiap tawa tangisnya. lalu mengapa setiap terbit mentari mata ini menolak menyapanya, seolah ingin sembunyi bertameng mimpi agar […]
hari berganti hari tak terhitung lagi dan dia lupa bahwa dia manusia, lupa bahwa dia berhak atas kebebasan dan waktu luang, bahwa hidup bukan cuma kerja tidur dan makan, bahwa ada emosi berjudul ceria, bahwa ada ekspresi bernama tawa. waktu berlalu tak terekam lagi dan mereka lupa bahwa dia pernah tertawa bahwa dia pernah bahagia […]
… jeda ini cuma mampu bawa bisu. suatu ruang kedap yang tak terisi. makna pun jauh dari momen ini. seketika kehilangan kapasitas untuk tampung muatan sedikitpun. cuma kosong. iba aku pada aksara-aksara, pada gelisah dan kalut mereka ketika tiada cerita yang perlu dialir. mereka seperti prajurit siap perang, tapi belum punya alasan untuk maju…atau bahkan […]
istirahat di tempaaaaaat….grakKk!!
Langkah ini sejenak terhenti. Terlalu nyaman memang istirahat ini. Melenaku saja, nyalakan satu bara meski redupkan bara lain. Tapi, lelah juga berdiri. Statis yang hanya antarkan redupnya sinar mata. Tumbuhkan ragu diri dan tanda tanya dan sesekali jatuhkan aku… dan sudah saatnya melangkah lagi ternyata! …akankah istirahat senyaman ini di tempat lain?
renungan lebaran
mungkin lebaran jadi titik balik, pemicu untuk kembali fitrah seterusnya, atau cuma perayaan sesaat sebelum kembali larut dalam hari biasa. toh hari berganti dan kita tetap sama, insan biasa yang coba temukan tempatnya di dunia. Manusia tidak sempurna dan penuh luka, dan begitupun saya… Maka coba hapus lukamu, jika ada karenaku. Kikis perlahan dendam agar […]
sedikit neraka di malam takbiran
hari ini matahari bakar Jakarta tanpa ampun seperti hendak balas dendam yang lama tertunda beri sedikit rasa neraka untuk para calon penghuninya tapi mereka cuma tertawa. katanya; aku tak takut neraka, dia ada di setiap jengkal keberadaanku. lalu mereka kembali lagi jalani hari menyeberang jalan dan mencari makan …..ditulis 9 desember 2005, tapi sesuai untuk […]
joni di lantai dua puluh tiga, memandang jauh ke luar jendela. hanya langit biru menyapa ditemani awan tanpa noda. burung-burung terbang…dan daun terbang…andai joni bisa terbang. dinding kubikel menyempit, joni terhimpit, ingin menjerit. lalu berdiri lepaskan alas kaki berlari tabrakkan diri kaca berserpih … terbanglah joni! tapi.. jon, tolong sebelum jam lima nanti ke meja […]
aku suka suara daun kering di bawah sepatuku, gemerisik sayup yang goda telinga aku suka suara kerupuk yang baru dimandikan kuah, perkusi tanpa nada yang mampu bangkitkan rasa aku suka rasa cokelat pahit, sebuah paradoks mini ketika manis menjadi subyektif aku suka rasa es krim di lidahku, kejutan yang mengajak aku tersenyum aku suka bau […]
ingin aku berlari telanjang kaki kutendangkan ke atas hingga tanggal sepatuku, terbang melayang menimpa kepalamu. kamu berteriak, terkejut dan marah, tapi tak terdengar olehku. aku sudah jauh, sibuk dengan tanah dan debu meresap di antara jemari bersama gembiraku, sibuk dengan angin yang sentuh setiap jengkal kulit dan keberadaanku, sibuk hirup udara dan hidup. aku terus […]