Halo Jakarta, dirgahayu!
Puluhan tahun di pangkuanmu dan aku masih belum merasa ini tempatku.
Sesak. Seperti pelukan ibu yang tak peduli apa mauku.
Siangmu bising dan sibuk, terlalu ramai orang berlalu
Malammu mencekam, penuh bisik dan mencekam dadaku
Untuk tahun ke-494 dan seterusnya bagimu,
kuharap kau mampu menjadi rumah sesungguhnya bagi wargamu