Mungkin lebaran jadi titik balik,
pemicu untuk kembali fitrah seterusnya,
atau cuma perayaan sesaat sebelum kembali larut dalam hari biasa.
toh hari berganti dan kita tetap sama,
insan biasa yang coba temukan tempatnya di dunia.
Manusia tidak sempurna dan penuh luka,
dan begitupun saya…
Maka coba hapus lukamu, jika ada karenaku.
Kikis perlahan dendam agar lebih sempurna jiwa.
Selamat hari raya.
Selamat kembali fitri.
Meski mungkin cuma untuk satu hari.
Sebelumnya, Minal Aidin Wal Faidzin wahai pembaca. Yang di atas itu postingan lama, repost dari sini.
Lebaran kali ini…bittersweet deh, banyak hal baru dan ritual baru.
Pertama kali :
- lebaran setelah menikah, jadi shalat ied sama suami ahuhuhuuuy.
- nggak puasa sama sekali
- silaturahmi lebaran ke pihak keluarga suami
- nggak deg-degan sama pertanyaan “kapan?”
- jadi tuan rumah perayaan keluarga besar untuk hari pertama
Tapi juga pertama kali lebaran tanpa Opa dan Aung. I lost both my grandfathers last year and it was devastating to have to go through Lebaran festivities without them 😦
Entah kenapa lebaran ini kurang kena di hati. Selain dari dulu memang kurang suka sama momen lebaran (karena selalu kebagian jadi seksi repot), tapi mungkin juga karena tahun ini nggak puasa jadi nggak terbangun momen-momen menuju hari kemenangan ya.
Ya sudahlah, semoga Lebaran 2014 akan lebih baik 🙂