Categories
Indonesia Memasak dan Memakan Tripping Daisy

#Trip : Yogyakarta (updated)

Awal bulan Februari lalu sempat impulsif ke Yogya. Judulnya impulsif karena kita datang tanpa itinerary, dan banyak banget perubahan rencana sepanjang perjalanan. Dari yang awalnya berangkat sama teman-teman kuliah si abang, kemudian H-2 pada batal karena sakit, trus mendadak teman-teman di kantor lama yang akhirnya bergabung. Trip yang seharusnya 3 hari 2 malam pun akhirnya harus terpotong jadi 2 hari 1 malam akibat kerjaan dadakan dari kantor.
Inti perjalanan tak lain dan tak bukan adalah kuliner tentunya. Dan ajak teman yang belum pernah ke Yogya buat lihat candi Borobudur dan ke keraton. Sayangnya kita ke sana pas persiapan sekaten, alhasil keratonnya tutuuup gak terima pengunjung. Ihiks.

20130403-113852.jpg
Dari kiri atas : Coklat Monggo, wedang ronde alun-alun, steak di Beukenhof, Bebek Goreng H. Slamet Asli

FOOD!

Bukan liburan kalau nggak selipin wisata kuliner, ya kan ya kan ya kan? Di waktu liburan Yogya yang sempit ini, setidaknya berhasil dapat beberapa makanan untuk dicoba-coba. Begitu landing dan mampir mini mart di bandara untuk beli minum, kemudian menemukan coklat lokal favorit : Coklat Monggo. Meski bikinan lokal, kualitas coklatnya bagus dan banyak varian rasanya. Favorit saya yang Orange Peel, karena terbuat dari dark chocolate (saya paling suka coklat yang agak pahit) dengan kombinasi kulit jeruk. Jadi ada kombinasi manis serta sedikit pahit dan asam. Perfecto! Kalau bingung beli oleh-oleh, bisa beli juga jenis ini. Rasanya sama saja, cuma dibalut bungkus bergambar khas Yogya.

Perhentian berikutnya, Bebek Goreng H. Slamet Asli. Our favorite crisp duck, with delicious sambal korek! Kalau yang benar-benar asli sih lokasinya di Sukoharjo ya, tapi kan Yogya masih dekat sama Sukoharjo jadi semoga rasanya nggak jauh juga bedanya. Dan memang tidak mengecewakan, bebeknya digoreng kering dan bumbunya sangat meresap sampai ke daging. Sambalnya? Jangan tanya gimana enaknya. Personally saya nggak terlalu suka pedas, tapi demi sambal ini saya rela deh menyonyo kepedasan saking gurihnya. The perfect sidekick for this duck! Untuk info lokasi Bebek Goreng H. Slamet (asli) saya peroleh dari website ini.

Sore-sore, saatnya main ke alun-alun. Banyak angkringan di sepanjang sisi alun-alun, dengan view langsung ke lapangan yang ada pohon beringin terkenal itu. Di sana kami menggila jajan jagung bakar, kopi tubruk, indomie rebus dan tentunya wedang ronde! Rasa sih biasa saja, higienis atau tidak juga diragukan, tapi suasananya nggak ada yang ngalahin!

Keesokan harinya kami ke Museum Ullen Sentalu, tapi karena ada kendala waktu akhirnya tidak sempat masuk dan cuma makan di Restoran Beukenhof yang ada di sana. Suasananya sih enak, sangat kolonial dan udaranya sejuk. Presentasi makanan cantik, tapi mungkin terlalu asli citarasa Belanda yang minim bumbu dan rempah. Lidah Indonesia macam saya kurang bisa menikmati jadinya. Jadi kalau ke sini, mungkin lebih baik untuk duduk-duduk ngobrol dan minum sehabis keliling museumnya saja.

20130403-115358.jpg
Dari kiri atas : Pohon beringin di alun-alun, Candi Prambanan, aneka becak hias di alun-alun, Ramayana Ballet

YOGYA @ NIGHT

Berhubung cuma 1 malam di sana, jadi nggak terlalu banyak aktivitas malam yang sempat dilakukan. Sore hari hingga menjelang malam ngangkring di alun-alun. Semakin malam, banyak becak yang dimodifikasi sedemikian rupa dengan aneka lampu warna-warni. Kalau suka, kita bisa minta diantar berkeliling alun-alun. Mungkin kalau punya anak kecil ini bisa jadi alternatif hiburan anak.

Setelah puas ngaso, saya meluncur ke area Candi Prambanan untuk nonton Ramayana Ballet alias Sendratari Ramayana. Idealnya nonton pertunjukan ini di musim kering, karena dipentaskan di pelataran candi. Sedangkan kalau musim hujan seperti saya kemarin, pentasnya indoor. For schedules see here, and here for reviews.

By and.i.try

corporate slave by day. poet by night. rock chick by default.
eats cupcakes with a sip of nonsense.

2 replies on “#Trip : Yogyakarta (updated)”

wedang rondenya kayaknya enak deh. btw di beukenhof itu harganya berapa ya? waktu itu cuma liat doang setelah keliling ullen sentalu, karena keliatannya mahal alhasil batal makan disitu :))

woalaaaah maaf aku baru baca komennya, sejujurnya udah lupa juga sih berhubung itu udah lamaaa banget. Kalau nggak salah inget sih lumayan mahal lah di atas 75ribuan per porsi ,tapi suasananya memang enak ya…

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s