Sejujurnya posting ini sudah terlalu lama menumpuk di folder draft. Jangan tanya seberapa lama, karena yaa buktinya pasangan yang lamaran ini sekarang sudah resmi jadi suami istri. Kenapa begitu lama? Mmm ya banyak lah sebabnya, dimana salah satunya adalah dulu saya masih suka iri hati membandingkan hasil fotonya dengan hasil foto di lamaran saya ahahahaha. Cetek. Sungguh.
Anyway, tahun ini keluarga besar saya sedang cukup sibuk. Pasalnya ada 2 orang yang akan menikah dalam waktu yang cukup berdekatan , sedangkan keluarga saya orangnya juga nggak banyak yang bisa berjibaku diajak repot. Ketika lamaran saya dulu, sepupu saya yang paling tua membantu sebagai MC. Berhubung kali ini yang lamaran adalah adik dari sepupu #1 tersebut, dan saya #2 tertua, jadilah saya disuruh gantian memimpin acara. Hadeuh. Sumpe jau lebi enak jadi yang dilamar daripada jadi MC. Ya menurut ngana?
Enaknya bikin acara berdekatan satu sama lainnya, sebenarnya bisa contek-contekan. Mulai dari vendor sampai susunan acara. Tinggal ganti nama-namanya ajah. Hohoho… Plus jadi nggak cepat lupa akan poin-poin penting yang butuh perbaikan atau modifikasi. Untuk lamaran, acara saya dibuat sebelum sepupu saya ini. Sedangkan untuk pernikahannya saya yang mengalah belakangan. All in all, menurut saya acara lamaran sepupu saya ini jauh lebih rapi dan siap dibandingkan acara saya dulu. Maklumlah, dulu benar-benar perdana di generasi saya yang dilamar. Jadi satupun Oom dan Tante belum ada yang terbayangkan harus berbuat apa.

But most of all, I think this was truly a labor of love. Kakaknya si CPP yang kerja di Singapura membuat sekian puluh flower tissues untuk hiasan kursi, dibantu oleh teman-temannya. Bayangkan, yang ikut berjibaku itu teman kakaknya CPP lho ya, bukan temannya CPP. Susunan acara juga semuanya di-running dan dikomando si kakak manis ini. Siapa sih yang nggak mau punya kakak kayak giniiii? Ini nih yang berasa banget sedihnya nggak punya saudara perempuan. Dulu waktu saya lamaran, semuanya ya dikerjakan sendiri. Serah terima tugas baru dilakukan di hari H. Hadeuh.
Anyway, lihat hasil fotonya si abang ternyata bagus-bagus deh — ya mungkin nggak obyektif ya penilaian saya, bisa jadi akibat cinta buta. Tapi serius deh, bagus. Nanti kalau nikah apa kamu aja yang motret ya sayang? Etapi nanti saya bersanding sama siapa kalau CPPnya motret? Pfffttt… Scratch that idea.
2 replies on “The Cousin’s Engagement”
Kamu. Teramat. Sangat. Cantik 🙂
kamu teramat sangat baik bilang aku cantik :*