Categories
Uncategorized

Ketika Action Berujung Komedi

—warning : may contain teasers. Kalau belum nonton filmnya,read this at your own risk—-

 Sudah dengar tentang film Indonesia yang judulnya “The Raid”? Film ini banyak digembar-gembor karena memperoleh banyak reviewpositif di luar negeri. Bahkan di IMDB skornya 8.4 dari skala 1-10. Film ini dibuat oleh Merantau Films, yang dulu juga pernah membuat film “Merantau”(ya abeeees, namanya aja gitu.)

Berhubung udah lama nggak kencan bioskopan berdua, si Er doyan sama “Merantau” dan saya udah bener-bener sakau bioskop, maka berbekal e-ticket dari Blitz Megaplex terdekat pergilah kami suatu minggu sore,siap untuk dipukau oleh karya sineas Indonesia.

Sejujurnya ya, untuk kalian wahai pembaca yang memang doyan film genre action, this movie is a must see. Fight choreography nya keren, dan alurnya benar-benar nggak menyisakan waktu sedikitpun buat kita leyeh-leyeh.Truly adrenaline pumping. Which is why, menurut gw di setiap counter tiket seharusnya dipasang warning besar bertuliskan : “ANAK-ANAK DIBAWAH 17 TAHUN DANPENDERITA PENYAKIT JANTUNG TIDAK DIPERBOLEHKAN MENONTON FILM INI”.

Kenapa demikian? Karena fight scenesnya nyaris tanpa sensor,penuh darah, dan lumayan sadis. Jadi kasihan dong ya adik-adik kalau dari kecil sudah disajikan pemandangan traumatis semacam itu.

Kenapa saya tambahkan “penderita penyakit jantung”? Karena gw sendiri NYARIS IKUT JANTUNGAN akibat duduk di sebelah ibu-ibu yang (meskipun tidak jantungan, tapi kelakuannya bikin gw takut dia bakalan) kena serangan jantung.

Lokasi duduk gw dan Er sebenarnya sangatlah ciamik : row C dan persis di tengah layar. Di sebelah kanan gw duduk ibu-ibu paruh baya, suaminya, dan dua anak yang mungkin usia kuliah. Di sebelah kiri Er duduk bapak-bapak paruh baya dan istrinya.

Lampu meredup dan pertunjukan dimulai. Adegan baku hantam semakin seru sampai tiba-tiba dari sebelah kanan gw :

“Astaghfirullah astaghfirullaaaaaah…. Sadis ini pah,aduh kok sadis amat siiiih?!?”

Kemudian hening, mungkin suami ibu itu sudah berhasil menenangkannya. Tapi lalu…

“Aduuuh ini sadiiis. SADIS paaaaah saaaadis!!! Yaampun kasiaaan dipukulin kayak gitu. Sadis amat sihhhh…”

Terus tiba-tiba ada dialog yang memang sengaja nggak diselesaikan kalimatnya, karena penonton diharapkan untuk menyimpulkan sendiri,dimana salah satu tokoh berkata :

“…penyerangan ini bukan…”

Hening sejenak, lalu si ibu teriak :

“Bukan apa? Bukan apa pah? Bukan apa siiiiih?!?”

Di titik ini saya sama Er udah setengah mati nahan ngikik-ngikik sambil sikut-sikutan : jawab gih ibunya, jelasin tuh bukan apaan.

Masih dilanjutkan lagi pas ada adegan tokohnya merangkakuntuk mengambil suatu benda yang bisa dijadikan senjata, terus kamera nge-shootbenda tersebut :

“Pah itu apaan sih? Kenapa dia mau ambil?”

“wasweswoswasweswos” (gw nggak tau suaminyapersisnya jawab apa, yang pasti gw salut sama kesabarannya)

“kenapa diambil sama dia? Emangnya bisa dipake buat apaan? Kenapa dia nggak lari ajah yah”

Jejeritan semacam ini berlangsung sepanjang film, sampai saya bukannya kesal malah jadi kasihan sama ibu ini. Anak-anaknya tega bener ngerjain ibunya diajak nonton film begini. Dan untungnya si ibu suaranya nggak cempreng, jadi annoyingnya nggak kuadrat buat saya.Puncaknya saya rasa, adalah ketika tokoh Mad Dog si antagonis sedang bertarung melawan dua jagoan tokoh utama, dimana si ibu berkomentar :

“Ih dia jago banget ya Pah penjahatnya. Cuma sayang aja, kenapa jagonya nggak dipake buat kebaikan.”

huhuhu…. Langsung deh gw inget sama nyokap di rumah dan ibu-ibu lainnya dimanapun anda berada. Kayaknya yang namanya naluri keibuan emang susah ditahan, pasti punya harapan bahwa semua orang akan menjadi orang yang baik, bahkan untuk penjahat sadis sekelas Mad Dog. So dear Ibu-Ibu yang duduk di sebelah saya, saya setulusnya mendoakan semoga Ibu tetap polos dan lucu selalu, dan terus melihat potensi kebaikan dalam diri setiap orang. Amin.

By and.i.try

corporate slave by day. poet by night. rock chick by default.
eats cupcakes with a sip of nonsense.

2 replies on “Ketika Action Berujung Komedi”

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s