Categories
Nonsense

ke.lu.ar.ga

Saya punya dua sisi keluarga. Sisi ayah dan sisi ibu.
Karena ayah saya keturunan Minang yang kental garis matrilinealnya, sedangkan saya adalah keturunan dari anak laki-laki di keluarga tersebut, maka otomatis saya tidak terlalu dekat dengan kakek dan nenek saya dari ayah. Mereka cenderung lebih menghargai cucu-cucu dari anak perempuannya.
Sejak kecil memang saya dan adik selalu diasuh oleh keluarga ibu. Setiap pagi sebelum bekerja, Ibu mengantar kami ke rumah Aung dan Uti -begitu kami memanggil mereka- dan sore hari sepulang kerja menjemput kami. Begitu terus setiap hari kerja hingga kami usia sekolah dasar.
Bisa dibilang, mereka sudah menjadi orangtua juga bagi kami.
Dulu waktu kecil, saya ingin sekali lebih dekat dengan keluarga ayah. Alasannya sederhana; ayah saya 7 orang kakak beradik dan pada saat itu saya punya 6 orang saudara sepupu dengan jarak umur hanya satu tahun antara yang satu dengan yang lainnya. Maka setiap acara keluarga menjadi pesta yang semarak dan ramai dengan permainan dan tawa. Sedangkan Ibu hanya 2 orang kakak beradik dan pada saat itu, Aung-Uti baru punya 2 orang cucu : saya dan adik saya. Maka bayangkan betapa sepinya acara keluarga kami.
Belasan tahun berlalu, dan disinilah kami sekarang.
Dalam berbagai krisis kehidupan, justru keluarga mungil ini yang selalu bisa saya andalkan. Yang tak kenal lelah berjibaku ketika salah satunya tertimpa musibah. Yang selalu menjadi pertama mengucapkan selamat di hari-hari bahagia : ulang tahun, anniversary, kelulusan…
Terkadang sesak memang, ketika bergesekan dengan batas privasi. Namun keluarga ini tidak menilai baik/buruk satu sama lain, sehingga yang tersisa adalah hangat.
Kami tidak mengenal kata oom/tante, hanya ibu/bapak/mama/papa. Generasi kedua menjadi orangtua untuk generasi ketiga 🙂
Dan kini, ketika saya beranjak bijaksana, ingin saya jitak diri saya di belasan tahun lalu untuk kemudian berkata :

lebih baik keluarga kecil yang siap bahu-membahu, daripada keluarga besar yang tak mau tahu

By and.i.try

corporate slave by day. poet by night. rock chick by default.
eats cupcakes with a sip of nonsense.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s