dulu pernah ada masa gue bersahabat erat dengan 26 prajurit gagah berani. tanpa kenal lelah dan tanpa ego, bahu membahu mereka senantiasa. entah bagaimana mereka selalu siap melaksanakan misi apapun yang gue letakkan di pundak mereka.
mulai dari upaya diplomasi, agresi militer bahkan sampai yang sekedar katarsis belaka. dengan patuh mereka membentuk formasi, mengkristalisasi apa yang di-generate oleh kolaborasi sel abu-abu di kepala dengan setiap jengkal rasa.
sungguh gue rindu setengah mati pada 26 prajurit ini. bukan mereka yang memusuhi gue, namun entah kenapa sepertinya sel abu-abu sedang mati suri dan memilih menolak mendengarkan rasa. katanya rasa terlalu romantis, dan romantis tidak membuat perut berhenti menjerit minta diisi. katanya rasa menolak realistis, sedangkan dunia tidak berhenti berputar hanya supaya kita bisa merasa.
hari ini seorang teman bilang dia kangen sama tulisan-tulisan gue (yang mana berjumlah sangatsangat sedikit). dan faktanya, begitupun gue.
sayangnya proses mediasi antara rasa dan sel abu-abu sampai sekarang belum berjalan mulus dan perang dingin masih terus membayangi keseharian mereka… sementara di perbatasan 26 prajurit masih menunggu dengan posisi siaga (mereka memang selalu pasang posisi siaga, tidak pernah mengecewakan :))
so, until then…
2 replies on “calling all letters of the alphabet”
Selamat pagi, prajurit.. 😉 Saya mengetuk pintu dan akan kembali sewaktuwaktu.. jadi siapkan saja cupcakes-mu untukku.. 😉
@ PoppieS: Selamat Sore Jendral! what a coincidence : I’m uploading some cupcake pictures just now!!! mohon doanya selalu untuk kami ber26 yaaaa… MERDEKA!