Beberapa hari yang lalu keadaan Jakarta yang dilanda hujan deras memaksa gue untuk menunggu. Dan gue sangat tidak suka menunggu. Come to think of it, who does? Kenapa ya rata-rata orang tidak suka – bahkan benci – menunggu? Sering sekali kan, kalau orang diminta menjawab pertanyaan : apa yang paling loe benci? Maka, mereka akan jawab : menunggu!! (pakai tanda seru pula)
Sebenernya apa sih yang segitu menyebalkannya dengan menunggu? Bisa dipahami sih… Menunggu (garis miring penantian) selalu hadir berbarengan dengan apa yang dinamakan ketidakpastian..
Misalnya : Orang ini pasti datang atau nggak ya? (misalnya sudah terjawab, pasti datang, maka akan timbul pertanyaan berikutnya : berapa lama lagi ya datangnya? sebentar lagi atau masih lama ya?)
Menunggu (menurut gue) membawa satu implikasi yang pasti kepada pelakunya : KERAPUHAN..
Kenapa begitu? Karena eh karena, yang namanya manusia (apalagi manusia modern di kota metropolitan seperti Jakarta -homo Jakartanensis, kalau di sebuah majalah- yang menganut prinsip ‘time is money’), nah yang namanya manusia ini saat dihadapkan pada apa yang namanya menunggu, dipaksa untuk berhadapan juga dengan kenyataan bahwa mereka ini ya ternyata ‘mortal’ belaka.. bahwa mereka bukan superman, bukan dewa atau apalah yang tanpa cela.. di sini kita (manusia) disadarkan kalau kita ini cuma setitik kecil di tengah-tengah sesuatu yang maha besar, sebegitu besarnya sampai tidak terdefinisikan.
Mereka (kita) merasa lemah, tidak berdaya,, karena hidupnya yang (tadinya mereka pikir) serba terkontrol & terencana, sekarang jadi tidak sempurna, tidak sesuai dengan apa yang mereka inginkan.. kita begitu kecewa karena apa yang tadinya dikira sudah pasti, eh ternyata belum..
Akhirnya kita terbukti tidak punya kendali atas hal-hal di sekitar kita. Dan buat manusia yang emang sifatnya selalu ingin memanipulasi lingkungan untuk memenuhi kebutuhannya, hal ini, kenyataan ini, ternyata terlalu menakutkan untuk dihadapi… huahahaha…buktinya, sambil menunggu gue menghabiskan waktu gue dengan nulis ginian..
2 replies on “ruang tunggu”
manusia oh manusia ya ndied? hehehe…
yang tidak pernah puas dan selalu merasa dirinya memiliki power atas segalanya [seperti yang dikodratkan???]
Kita emang gak punya kendali akan kehidupan di sekeliling kita, tp masa’ iya kita gak punya kendali akan diri sendiri??